Senin, 09 November 2009

Perjalanan menyusuri pagi

Berjalan, menyusuri pagi yang telah disesaki, asap knalpot yang tiada berhenti bernyanyi, yang beroda empat, yang beroda duapun tak mau kalah gengsi, terus saja bernyanyi, walau yang lain menghindari.
Langkah2 kaki mulai membuat nyeri, kala dihadapi sebuah kenyataan, beberapa esok ku tak lagi disini, menemani orang2 yang kukasihi, menanti nafas baru yang kan menyejukan hati.
Senyuman yang dipaksakan kala perempuan kecilku meminta tuk menaiki tubuhku, tak tahu ia ayahnya telah lelah berjalan diantara harapan yang hampir padam, terpaksa rela kutopang tubuh kecilnya ku bawa berjalan karena ia juga merasa keletihan.
Sementara perempuan besarku tampak meragu, mungkin dalam hatinya menggerutu, mengapa tak juga kunjung tiba, padahal telah puluhan kilo ia berjalan tiap harinya, mencoba memahami apa yang telah terjadi, siapa yang salah menghitung, dirinya atau orang2 berbaju putih.
Masih menyusuri jalan yang sama seperti kemarin, saat bau khas pasar menyerang penciumanku, kupercepat langkahku, sementara dalam gendongan, perempuan kecilku bersorak senang, tak apalah kakiku menjadi gamang, asalkan bahagiaku datang kala ia merasa riang.
Sampai juga ditempat tujuan, sebuah taman dimana yang lain sudah mulai ada yang pulang, yah memang mereka telah datang sedari kami masih terpejam, ku lepas perempuan kecilku, berlari ia menghampiri ayunan itu, ku coba mengejarnya agar tak direbut orang sekitarku.
Duduk dipangkuan ini sayang, biar bersama sama kita menikmati sarana cuma2 ini, agar sejenak melupakan masalah yang ada, saat diriku mulai menikmatinya.
Sementara di kejauhan ku lihat perempuan besarku tampak semangat tuk berjalan dilintasannya, seakan ingin membuktikan jika memang yg diharapkan tak kunjung datang itu bukan salahnya seorang, mungkin memang sudah suratan, jika sesuatu yang di inginkan masih saja terhalang oleh kekuatan yang menakjubkan.
Turun aku dari ayunan itu, menghampirinya, mencoba memberi tambahan semangat kepadanya, agar tetap tegar menjalani ini semua, agar ia sadar, bahwa orang2 disekeliling mendukungnya.
Matahari mulai menampakan diri, menciptakan bayangan2 kehidupan, ada yang bergerak juga yg diam, semuanya turut menyaksikan, perjuangan seorang ibu muda yg mencoba memberi sedikit keceriaan bagi dunia, tak merasa berat melangkah, walau tubuh baru itu telah tercipta di dalam perutnya, dgn senyumnya yang ramah, senyum yang membuat risau menjadi indah, ia mengajakku untuk kembali kerumah.
Melihat semua yang dilakukannya ini membuatku malu sendiri, kala ku tak bisa melakukan apa2, kala emosi selalu menghantui, kala senyuman hilang berubah jadi garang, ia tetap menatapku penuh dgn kelembutan, membuatku belingsatan, besar nian anugerah yg dititipkan, kala cinta kasih datang, meleburkan semua rasa kesal itupun hilang hanya menyisakan sedikit penyesalan, coba ku datang ke sana tidak kecepetan...
091109 0249 sl@m

Tidak ada komentar:

Posting Komentar