Senin, 22 Februari 2010

Baju hijau part 7 (sang pembina)

Tahukah kau, bahwa semua yang ada di hadapan kita, sesungguhnya telah dipersiapkan, telah dibuat sedemikian rupa untuk kita lewati, dalam kita melangkah, harus penuh perhitungan, tak jarang kita harus terjatuh dan berdarah, tak jarang juga kita kadang ragu untuk kembali melangkah dan terdiam sejenak, tapi semua itu adalah wajar, karena itulah yang terjadi pada setiap orang, tak ada seorangpun yang memiliki jalan mulus sempurna dalam hidupnya, banyak aral dan rintang yang harus di hadapi, berat atau tidaknya, tergantung masing2 individu, apakah mampu dgn cepat melewatinya. Tapi tetap bagaimanapun kita harus tetap berjalan, agar hidup kita senantiasa berkelanjutan, karena perubahan dalam hidup adalah merupakan sebuah kepastian, yang tak mau berubah atau menerima perubahan harus tertindas oleh jaman.
Hari pertama di cileungsi dilewati dgn penuh pertanyaan, kejutan apa lagi yang akan terjadi berikutnya, setelah yanto terkejut dgn dirinya sendiri ketika menghadapi cermin. Diterima dengan hati riang, karena banyak teman yang sama2 dalam perjuangan, menciptakan kekuatan tersendiri yang hanya akan timbul bila kita berada di dalam keramaian dan memiliki satu tujuan, walaupun orang disekitar kita masih asing, namun keadaan yang akhirnya mendekatkan masing2 dari mereka.
Segar rasanya saat siang seperti ini membasuh seluruh tubuh dengan air yang mengalir, agak lama karena begitu banyaknya sisa2 rambut yang menempel disekitar leher dan sekitarnya. Setelah dirasa cukup bersih, yanto pun bergegas memakai handuknya, dan keluar dari kamar mandi. Sempat melihat di sekelilingnya berbagai kesibukan yang terjadi, ada yang br selesai di gunduli, ada yang masih menunggu giliran, ada juga kelompok operator magang yang kembali masuk ke dalam kelas untuk mengikuti pelajaran. Tak ambil peduli, yanto bergegas masuk ke kamarnya dan langsung mengenakan baju, dan selanjutnya persiapan santap siang.
Bagai menjadi seorang karyawan baru lagi, yanto tak mengetahui apa saja prosedur selama melaksanakan training ini, banyak hal yg harus dipelajari dan ditanyakan kepada yang lainnya yg lebih junior, karena dulu sewaktu masuk kerja ia tidak diajarkan berbagai aturan seperti ini, karena dulu memang belum ada. Seperti baris berbaris, menyanyikan yel-yel yang ia sendiri tak ada yang hapal, dan sebagainya. Menjadikannya benar2 seperti karyawan yang baru masuk kembali, dan ia harus rela disamakan derajatnya dgn karyawan yg baru masuk.
Dan memang kini setelah semua kepala orang2 tak mempunyai rambut lagi, semua hampir terlihat sama, apalagi saat dibagikan kaos dan celana training, hampir tak dpt dibedakan mana yg senior dan junior, semua membaur menjadi satu.
Sisa dari siang pada hari pertama di cileungsi, di habiskan dgn bersantai di kamar masing2, sambil menunggu pengumuman dari yg berwenang tentang kegiatan apa lg yg harus kami lakukan.
Sedangkan, anak2 yg br masuk, masih melanjutkan pelajaran safety, yang dìbawakan oleh orang2 dari head office jakarta, sedangkan para karyawan dari jobsite tak perlu mengikutinya lagi, karena memang ruangan yang tidak mencukupi untuk menampung semua peserta calon bintalsik yang mencapai 200 org lebih, dan hanya disuruh mengisi soal tentang safety, tak terkecuali yanto, yang ikut mengisi post test tersebut selepas mandi.
Waktu yang senggang disiang hari ìtu, dimanfaatkan oleh yanto untuk lebih mengenal teman2 sekamarnya, yang memang br pertamakalinya dipertemukan, berusaha akrab, karena yakin mereka nantinya akan menjadi teman seperjuangan, dalam menghadapi training ini.
Ternyata sampai selepas makan malam memang tak ada kegiatan sama sekali, namun nanti tepat pukul 9 malam nanti, akan ada apel malam, yah apel malam pertamanya selama di cileungsi, selama ini ia tak pernah mengikuti acara tsb, jadi ia penasaran bagaimana suasana saat apel tsb, apa saja yg harus di lakukan.
Setengah jam sebelum pukul 21.00, mereka sudah di suruh berkumpul di lapangan apel, untuk persiapan, masing2 baris disesuaikan dgn asal kamas dan barak masing2, karena blm ada ketentuan yg lain. Enggan menjadi pemimpin, para karyawan yg lbh senior menunjuk anak baru yg memang tìap hari sudah sering melakukan apel seperti ini, mungkin biar menjadi contoh dahulu, bagaimana tata cara melakukannya.
Tepat pukul 21.00 akhirnya apel di mulai, petugas piket berjalan pbb, menanyakan kepada setiap pemimpin pleton berapa anggotanya, setelah mengabsen semua barisan, petugas piket menghadap barisan, kemudian berteriak, "PERSIAPAN APEL MALAM" setelah itu tiap2 pemimpin barisan menyiapkan barisannya.
Tak disangka dan tak diduga, salah seorang pembina yang sudah sepuh, berkaca mata dan berjenggot panjang, mendekati yanto, ia berbisik agar yanto maju sebagai pembawa apel malam itu, untuk mewakili karyawan dari jobsite, dan sebagai contoh, agar setiap saat harus siap tampil di depan. Dalam hati yanto sebenarnya belum siap dgn ini semua, tapi mau apalagi, bisa tidak bisa harus tetap maju. Belum pernah mengikuti apel, pas ikut pertama kali sudah disuruh jd pembawa apel, atau pembina. Entah ini anugrah atau musibah, yang pasti yanto berusaha menjaga air mukanya tidak tampak tegang dan badannya tidak bergetar semua, akibat demam panggung.
Apel dìmulai, berurutan, mulai dari pembacaan nilai inti pama dsb oleh petugas yg langsung ditunjuk oleh yanto, banyak mendapatkan petunjuk dari pak gatot tadi, tentang apa2 yg harus dìlakukan dan koreksi langsung dari tiap kesalahan yg dibuat. Kini gìliran menyampaikan amanat, yanto berpikir keras dalam hati, apa yg mau di sampaikan kepada 200 orang lebih itu.
"Assalamualaikum wr.wb. SEMANGAT PAGI!.. Pertama2 kita ucapkan puji syukur kepada Allah SWT, atas nikmatnya, sehingga kita masih diberikan kesehatan sehingga kìta masih bisa berkumpul di tempat ini. Kepada semua teman2 saya ucapkan selamat berjuang untuk yg sebentar lagi berangkat susbintal, semoga kegiatan inì dapat membua kita semua menjadi seorang karyawan yang baik, dan mempunyai disiplin yang tinggi, karena percuma karyawan tsb pintar namun tidak disiplin, bla bla bla...." Tak terasa akhirnya yanto menyudahi pidatonya, ia merasa lega sekarang, walaupun tadi di awal ia di interupsì oleh seorang peserta agar suaranya lebih keras lagi, karena ia kurang mendengar apa yg yanto katakan, terpaksa yanto setengah berteriak agar semua peserta apel dapat mendengarkan suaranya.
Sebuah pengalaman yang sangat berguna, yang membuat yanto lebih yakin untuk melanjutkan kegiatan yang menuntut kekuatan fisik dan mental, juga konsentrasi yang tinggi, karena ia yakin, semua yang terjadi telah digariskan dan semua untuk kebaikannya, walau kadang tak seperti yang ia inginkan, karena permintaan manusia tak akan berhenti sebelum ia mati, selalu merasa kurang dan memang itulah hidup, agar manusia selalu mau berusaha mencapai apa yg di inginkannya.
Kegiatan malam itu merupakan awal dari kegiatan2 selanjutnya, sebuah situasi yang memang dibuat untuk mempersiapkan segala sesuatunya, agar lebih siap saat berada di kopassus nanti.
Bersambung....
220210 2105
By, ςL∂m™

Tidak ada komentar:

Posting Komentar